Malioboro
Kata orang, Malioboro adalah jantungnya Jogjakarta... bener ya?
kemarin (28-nov-2010) aku dan kakak lelaki ku pergi ke maloboro, tepatnya jalan Malioboro.. hari itu jalan Malioboro terasa Lengang.. entah mengapa? apa mungkin karena sudah di tinggalkan sebagian warga Jogja akibat merapi yang sedang mencoba untuk memberikan sedikit apa yang dia punya....
Awalnya malioboro adalah Path (jalan utama) untuk warga Jogjakarta tempo dulu. Jalan ini membentang dari mulai Jalan Malioboro, jalan AM Sangaji, sampai ke Jalan Palagan. dan Terus yang berakhir di Merapi..
Malioboro Terus berkembang. Yang dulunya adalah pusat perekonomian dan perbelanjaan, sekarang, menjadi tempat yang tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan, tapi juga alternatif objek wisata. Mungkin karena di Sini, menjual banyak sekali cindra mata khas Djogja.
Banyak yang ditawarkan. Dari mulai cindra mata, Baju, sampai dengan jasa transportasi tradisional. Hiruk pikuk seperti ini yang setiap hari muncul di sepanjang jalan Malioboro.
Namun,, kesan tradisional itu hilang ketika kami mulai memasuki Mal yang sudah mulai menggeliat di Jalanan ini. Mal awal yang populer di jamannya.
KEsan Glamor dan western yang nampak di sini. Menjajakan pernak pernik mobil, baju, dan makanan makanan yang biasa di sebut makanan sampah oleh warganya sendiri. dari mulai harga terendah, sampai yang termahal. Ada juga cafe yang menjual kopi hingga mencapai $8 per cangkirnya... em... bisa ninggal KTP aku kalau makan di sini...
Di lantai atas juga ada hiburan yang menarik banyak anak anak. Namun bagi saya... permainan ini mematikan permainan tradisional yang sudah ada di Indonesia.. ada Tidak ya... Pusat permainan anak, yang tak hanya menyajikan permainan yang kebarat2an, tapi juga menampilakan permainan lokal yang bagi saya, tidak kalah menariknya di banding permainan modern itu..
dan....
Ketika sampai toko buku favorit kami... kami berhenti sejenak untuk menikmati surga buku ini.. sambil mendengarkan beberapa alunan isntrumen,, kami membaca dan membolak balik buku sejenak. seperti pengunjung yang lainnya. kami tak mau ketinggalan untuk membaca... yang pada akhirnya,, outlet ini memutarkan lagu kesukaan kami,, "Close To you" the Carpenters. hehehe,,, kalau di tanya, kenapa kami suka lagu ini.. ya .. karena memang lagunya bagus...
Setelah sejenak di buai oleh kesan Glamor dan elegant, kami meninggalkan Mal itu,...
tapi ketika di luar.. wah... Hujan... em... nunggu deh.. tapi ga papa.. sambil menunggu, kami mengamat amati jalanan yang sangat basah dan berair itu..
Banyak orang yang berganti profesi... mau tau apa? kalau kalian menebak ojek payung.. yup.. benar.. dan tidak salah lagi.. salah seorang tukang parkir pun ikut menjadi tukang ojek payung.. dan di beberapa spot, kami melihat ada anak anak kecil yang tak mau ketinggalan mengambil moment ini. rela hujan hujanan,,, demi mendapatkan pelanggan.. sampai aku berpikhir, bussyetttt... sampai segininya ya cari duit...? demi uang...
Do better for you and your patients
Dan,, setelah hujan reda, kami pun memutuskan untuk meninggalkan hiruk pikuk jalanan malioboro dengan memasuki sebuah Toko yang bernuansa jawa... Jogja Banget... kami disambut dengan alunan lagu caping gunung dan semerbak harum aroma terapi.. kalian pasti tau tempatnya...
mencari souvenir dan pernak pernik antik khas orang Jawa di sini, terbilang mahal.. tapi... bagus bagus... dan... jika kita lelah, kita bisa menikmati cafe yang di design dengan apik..
seru....
dan.. perburuan kami... di akhiri dengan rasa lapar.. pulang... adalah keputusan terbaik......
kemarin (28-nov-2010) aku dan kakak lelaki ku pergi ke maloboro, tepatnya jalan Malioboro.. hari itu jalan Malioboro terasa Lengang.. entah mengapa? apa mungkin karena sudah di tinggalkan sebagian warga Jogja akibat merapi yang sedang mencoba untuk memberikan sedikit apa yang dia punya....
Awalnya malioboro adalah Path (jalan utama) untuk warga Jogjakarta tempo dulu. Jalan ini membentang dari mulai Jalan Malioboro, jalan AM Sangaji, sampai ke Jalan Palagan. dan Terus yang berakhir di Merapi..
Malioboro Terus berkembang. Yang dulunya adalah pusat perekonomian dan perbelanjaan, sekarang, menjadi tempat yang tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan, tapi juga alternatif objek wisata. Mungkin karena di Sini, menjual banyak sekali cindra mata khas Djogja.
Banyak yang ditawarkan. Dari mulai cindra mata, Baju, sampai dengan jasa transportasi tradisional. Hiruk pikuk seperti ini yang setiap hari muncul di sepanjang jalan Malioboro.
Namun,, kesan tradisional itu hilang ketika kami mulai memasuki Mal yang sudah mulai menggeliat di Jalanan ini. Mal awal yang populer di jamannya.
KEsan Glamor dan western yang nampak di sini. Menjajakan pernak pernik mobil, baju, dan makanan makanan yang biasa di sebut makanan sampah oleh warganya sendiri. dari mulai harga terendah, sampai yang termahal. Ada juga cafe yang menjual kopi hingga mencapai $8 per cangkirnya... em... bisa ninggal KTP aku kalau makan di sini...
Di lantai atas juga ada hiburan yang menarik banyak anak anak. Namun bagi saya... permainan ini mematikan permainan tradisional yang sudah ada di Indonesia.. ada Tidak ya... Pusat permainan anak, yang tak hanya menyajikan permainan yang kebarat2an, tapi juga menampilakan permainan lokal yang bagi saya, tidak kalah menariknya di banding permainan modern itu..
dan....
Ketika sampai toko buku favorit kami... kami berhenti sejenak untuk menikmati surga buku ini.. sambil mendengarkan beberapa alunan isntrumen,, kami membaca dan membolak balik buku sejenak. seperti pengunjung yang lainnya. kami tak mau ketinggalan untuk membaca... yang pada akhirnya,, outlet ini memutarkan lagu kesukaan kami,, "Close To you" the Carpenters. hehehe,,, kalau di tanya, kenapa kami suka lagu ini.. ya .. karena memang lagunya bagus...
Setelah sejenak di buai oleh kesan Glamor dan elegant, kami meninggalkan Mal itu,...
tapi ketika di luar.. wah... Hujan... em... nunggu deh.. tapi ga papa.. sambil menunggu, kami mengamat amati jalanan yang sangat basah dan berair itu..
Banyak orang yang berganti profesi... mau tau apa? kalau kalian menebak ojek payung.. yup.. benar.. dan tidak salah lagi.. salah seorang tukang parkir pun ikut menjadi tukang ojek payung.. dan di beberapa spot, kami melihat ada anak anak kecil yang tak mau ketinggalan mengambil moment ini. rela hujan hujanan,,, demi mendapatkan pelanggan.. sampai aku berpikhir, bussyetttt... sampai segininya ya cari duit...? demi uang...
Do better for you and your patients
Dan,, setelah hujan reda, kami pun memutuskan untuk meninggalkan hiruk pikuk jalanan malioboro dengan memasuki sebuah Toko yang bernuansa jawa... Jogja Banget... kami disambut dengan alunan lagu caping gunung dan semerbak harum aroma terapi.. kalian pasti tau tempatnya...
mencari souvenir dan pernak pernik antik khas orang Jawa di sini, terbilang mahal.. tapi... bagus bagus... dan... jika kita lelah, kita bisa menikmati cafe yang di design dengan apik..
seru....
dan.. perburuan kami... di akhiri dengan rasa lapar.. pulang... adalah keputusan terbaik......
Comments