Kenakalan Remaja dan Pemecahan Arsitektural (garap tugas mode on...)
Di era informasi dan serba modern ini, kenalakan remaja semakin tak terkendali. Fenomena ini mencoba diterjemahkan oleh grub band ERK (Afek Rumah Kaca) dalam lagunya yang berjudul “Kenakalan remaja di Era Informatika”. “ketika birahi yang juara, etika menguap entah kemana. nafsu menderu deru,bikin malu... oh nafsu menderu deru, susah maju...” di sini kita bisa melihat bahwa remaja kita sekarang sudah mulai mengikuti nafsunya tanpa berfikir dan melihat atau memikirkan keadaan sekitar. Hal ini juga di tunjukkan oleh maraknya informasi tentang tawuran dan segala bentuk penyimpangan remaja.
Ada juga Informasi yang mengatakan bahwa siswa SMP sekarang sudah bisa merokok. Dan yang terlihat jelas, adalah adanya coretan coreta yang terpampang di tembok tembok rumah penduduk atau gedung gedung komersil. Bahkan, ada juga yang mencorat coret situs – situs sejarah. Seperti candi, situs situs purba di tempat tempat terbuka. Dan yang lainnya. Biasanya adalah tulisan tulisan sokelompok gank yang menunjukkan eksistensinya, seperti tulisan QZR, PASTOER, RIB dan lain lain. Hal ini sangat memprihatinkan, karena sudah merusak keindahan ruang dan sudah membuat polusi mata.
Namun ada juga coretan coretan yang sebenarnya indah jika berada di tempatnya. Contohnya adalah Grafiti dan mural. Semestinya, kekreatifan remaja dapat diwadahi atau di fasilitasi, sehingga tidak menjadi anarkis dan cenderung merusak apa yang sudah terlihat indah.
Public Space
Penyimpangan yang terjadi dalam diri para remaja Indonesia kita, ada karena tidak tersalurkannya hobi mereka, kelebihan energi mereka, dan waktu yang percuma di buang. Kini telah banyak himbauan yang menyatakan kegiatan pemuda, remaja sesegera mungkin di alihkan ke hal yang positif dan menyalurkan kesukaan mereka atau hobi mereka.
Di sini dalam ranah arsitektural telah mencoba memberikan tawaran tawaran menarik untuk memfasilitasi kegiatan remaja dan kaum muda lainnya, untuk berkembang dengan baik.
Di namakan Public Space atau ruang publik yang memang di tujukan untuk orang orang sekitar daerahnya. Di sini kita bisa menemi berbagai macam kegiatan. Ada kegiatan bermusik dan yang lainnya.
Di sebut juga salah satu contohnya adalah Taman Budaya Yogyakarta. Tempat di mana anak muda Yogyakarta dapat berkembang di bidang seni dan budaya. Seperti seni lukis, seni peran, seni pahat, seni tari dan lain sebagainya. Meski bukan Place atau taman namun adalah beberapa gubahan massa bangunan yang memiliki ciri khas tertentu, tapi disini Taman Budaya Yogyakarta telah sedikitnya memfasilitasi kegitan remaja, dan orang muda di Yogyakarta. Di Jogja juga da tempat untuk mementaskan atau mempertontonkan karya seni anak muda Jogja. Yaitu di sepanjang jalan maioboro. Pernah ada festifal lukisan di sana. Banyak anak muda yang ikut bergabung. Ada juga festifal festifal seperti festifal BINEL kemarin yang mengambil beberapa tempat tempat umum di Jogjakarta yang banyak di akses masyarakat Jogja, sehingga anak muda yang kreatif ini dapat mempertontonkan hasil kerja keras mereka.
Ada juga masih di Jogja, bernama Taman depan Graha Saba UGM. Di sana ada banyak komunitas yang melakukan kegiatan bersama. Ada komunitas pencinta anjing yang setiap sore pasti bertemu untuk saling berbagi pengalaman mengenai anjing. Anjingnya pun beragam. Ada anjing RAS darah rendah dan RAS darah tinggi. Di sini juga ada komunitas sepak bola dan skate board dan lain sebagainnya.
Di Jakarta, ada juga yang dinamakan Taman Suropati. Taman ini ramai di gandrungi warga jakarta pada saat hari sabtu dan minggu pagi. Banyak aktifitas yang terjadi di sini. Seperti contohnya latihan biola bersama. Dan lain lain.
Memang untuk Grafitti mural dan kegiatan urban lain di Indonesia masih kurang menyediakan fasilitas seperti itu. Namun penyimpangan remaja yang sangat marak terjadi di Indonesia ini, perlu di tangangi tidak hanya di bidang arsitektut, namun juga dukungan dari pemerintah yang menyediakan adanya layanan layanan atau kegiatan kegiatan yang mendukung adanya pemberantasan kenakalan remaja yang sudah saya katakan memang marak terjadi di lingkup Indonesia ini.
Sebenarnya Public Space, tidaklah harus meruapakan tempat yang luas. Perlu hanya beberapa pertak saja, namun dapat menarik orang untuk berkumpul di sana. Sehinggap para orang tua dapat saling mengobrol tentang perkembangan anak mereka dan berbagi pengalaman. Namun semua kembali pada diri kita masing masing bagaimana menanggapi suatu ruang arsitektural.
Kesimpulan
Kenakalan remaja terjadi karena tidak adanya penyaluran yang baik atas kelebihan energi mereka. Dan tidak ada tempat atau ruang umtuk mereka mengapresiasikan hobi mereka yang saya yakin sangat banyak. Oleh karena itu dibutuhkan suatu tempat yang mengcover mereka agar dapat berinteraksi dengan baik.
Comments