Kremasi 2016

Bukankah kedekatan tidak berarti tak ada jarak pemisah?
Bagaimana dengan semua kebetulan ini? 
Ada apa dengan kebetulan yang sebenarnya tidak sebuah kebetulan?
Nafasnya masih terasa, 
Tapi detak jantungnya tak mau berdetak bersama.
Matanya masih saling menatap, 
Tapi raga tak mau berjabat.
Anggap saja tak pernah merasa.
Anggap saja kalian putus karena maut.
Walau tak ada kubur yang bisa dikunjungi,
Anggap saja kalian sama sama di kremasi.
Lalu bersemayam kekal tak berarti.

2016-j
Hey, aku mungkin satu – satu ya yang gila. Aku merindukan bibir itu mencumbuku. Bahkan aku bisa bilang, aku ingin dia menyitubuhi ku. Mungkin dia bukan yang terhebat, tapi satu – satunya pria yang menggagahiku dengan seluruh rasanya. Mungkin aku merindukannya. Seutuhnya.
Tak hanya sex, tapi perhatiannya. Possesivenya. Aku menemukan seseorang yang lain, tapi dia bukan milik ku. Ah.. aku hanya ingin merasakan lagi. Sentuhan dengan cinta. Tak hanya nafsu. Digagahi dengan indah. Di tiduri dengan mimpi selalu bersama.
Banyak yang bilang, impian mu cuman sekedar mimpi. Ya.. aku akui itu. Tapi bukankah semua yang nyata berawal dari mimpi? Semua yang nyata berawal dari harap? Jadi.. bagaimana  dengan yang satu ini? Apa sebenarnya impian mu Jenar? Kembali? Atau hanya ingin sesuatu hal yang sama terjadi lagi? Tidak dengannya. Tapi bersama laki – laki yang lain? 
Hemm... sudahlah Jenar. Aku hanya bisa menghela nafas pada akhirnya. Suatu hari mimpi untuk kembali hanya akan terbakar dalam upacara kremasi.  Terbang bersama kepulan asap mimpi yang kalau kembali, hanya bisa jadi duri. Lalu merobek segala yang sudah pasti.
Dia wanita. Aku pun juga. Dia punya cinta, punya asa, dan punya mimpi untuk selalu seiya sekata. Aku pun punya. Yang tak ku punya adalah kesempatan itu. Bagi Ragil, aku hanya sebuah bab yang sudah tertutup rapat. Tak ada lagi lanjutan cerita. Perasaan mu? Lupakanlah Jenar.
“Terimakasih sudah menjadikan ku seorang wanita, dengan pernah berada di sisi mu. Bersama selayaknya sepasang kekasih. Yang bercinta, lalu terhempas kehilangan peta. Buat ku, kau yang pertama yang membuka, dan yang melupakan segala cerita”
2012- s
Bulan october yang lalu, kamu masih patah hati. Tahun terberat mungkin. Untungya masih ada teman – teman yang selalu bersama mu. Kamu jadi beranjak “binal”. Ouhhh Jenar.. kamu liar. Apa ini ritual patah hati mu? Beer, rokok, alkohol, menjalang?
Aku ingin Februari ini kamu berhenti Jenar. Lihatlahlah sebuah pertemuan tak terduga bukan? Laki laki itu, datang, tapi sayang kamu masih harus selesaikan tugas mu. Jumat ini, sialnya, aku harus berkata, kamu belom bisa bertamu dengan nya. Mungkin lain waktu, sabar yaaa....
Maret ini, mungkin sudah saatnya. Kalian bertemu dengan segala kebetulan yang terencana. Apa masih bisa dibilang kebetulan Jenar? Bohong!!! Skenario terencana dengan sedikit improvisas bukan? Kau yang inginkan ini terjadi. Kau yang memilih. Dengan segala akal bulus dan modus busukmu.
Ouu Jenar, kau akan masukkan dia dalam penjara cinta mu. Tapi tunggu dulu.. apa apaan ini Jenar? Kau bawa dia lebih dalam. Hingga kesalahan ini jadi penjara kalian nantianya. Dia hanya korban.korban skenario busuk mu. Jenar. Kau akan paling lama di hukum. Perbuatan mu ini sungguh membuat semesta gila. Baiklah akan ku tutupi dari orang tua mu. Aku beri kau kesempatan untuk benahi hidup dalam penjara. 
Tapi bukannya sesegera mungkin kau bertobat. Kau malah menikmati segala dosa mu. Apa yang ada di dalam otak mu Jenar? Kau malah tak bergeming, diam dan tak mau lepas. Lihat Alam semesta memerintahkan kau berhenti. Cinta yang kalian buat, bikin kalian buta. Egois, posesive, pecemburu dan bosan. Kalian lelah dengan segala pingit yang diberikan. Aturan yang mengekang, rindu yang tertuju pada nafsu. Cinta? Getaran itu makin tak bisa di bina. Cinta? Buat kalian buta. Hingga segala jadi rasa yang disempurnakan oleh senggama. Dipuaskan oleh cumbu yang menderu.

2014 – 2015-s
Oh Jenar... bisakah kau mulai sadar? Bahwa Alam sudah tak merestui hubungan ini? Mungkin terlihat mengiyakan, tapi tak senada dalam batin. Bodoh kalian sekarang murka dengan hal diluar logika. Peta untuk kembali tak ada guna. Kalian terlalu dalam masuk ke labirin yang kalian buat sendiri. Hingga bingar dusta kalian serukan. Hingga titik nadir semua pecah oleh tamparan. Pisahlah kalian di dalam sel masing – masing.
Rasa yang dulu membiru, kini pudar pasi dalam sebuah tragedi. Aku sendiri saksikan bagaimana sepak terjang mu di luaran sana Jenar!! Jangan salahkan dia karena naif. Dia memang naif dari awal. Kau yang bersalah. Hingga hakim putuskan dia keluar dari belenggu mu. Kini kau sendiri Jenar. Menikmati masa kejayaan mu yang telah kau runtuhkan sendiri.
Salahkanlah Alam yang muak dengan mu. Salahkanlah aku yang selalu mengoceh mengirikan nasihat pada mu. Kini ku paparkan kepedihan yang membuatmu teriris tangis. Memangnya aku tega? Tidak! Kau inang ku, bagaimana bisa aku bergembira sedang kau sudah tak bernyawa?

2015-s
Seorang wanita datang padanya. Hasil perjodohan memang. Tapi kau sudah banyak kenalkan tentang birahi padanya. Hingga ia pilihannya dituntun oleh mani yang mengalir dalam darahnya. Kau Jenar!! Yah... memang kau.. hanya kau kini. Terisak!
Mau lari kemana kau? Dengan dia? Dengan seorang yang kau anggap duda beranak satu? Iblis mana yang ajari mu membunuh? Sex? Hanya itu yang kau butuhkan? Cinta tak akan pernah datang darinya. Seorang pria yang sudah beristri? Sulit!
Kau anggap kecupan itu cinta? Jenar... berapa banyak lagi korban yang harus jatuh untuk penuhi semua ingin mu? Bahagia mu. Semu Jenar. Laki laki itu beristri!! Apa kau tak mau dengarkan aku? Dia punya istri yang harus dipertahankan karena status. Dan kau? Pacar gelap yang kini haus akan kepersamaan dan pengakuan atas nama cinta. Omong kosong!!
Teman teman mu sudah mulai jengah bukan? Hingga seorang teman mencoba mewarnai cerita mu dengan pengkhianatan.

2016-s
Ini adalah tahun terakhir kau berjuang. Ini adalah tahun terakhir kau hidup. Ini adalah tahun terakhir kau mati. Dengan demikian harusnya kau sadar. Nikmat yang ada sekarang dan dibelakang mu adalah semu. Naiklah Jenar, naiklah sedikit ke atas. Hingga kau tak lebih dalam masuk lagi ke labirin yang kini kau buat sendiri.
Aku tak tahu kemana perginya peta itu. Kita sama sama tersesat. Inang ku. Aku masih bisa merasakan cinta lain yang dikirim Tuhan dan Alam untuk mu.  Apakah tidak kau rasakan itu Jenar? Cahaya yang selalu buat mu terbangun. Walau tak pernah kau hiraukan. Alaram yang meronta biar kau sadar. Tapi kau bungkam lalu kau buang. Cinta sepanjang hayat yang selalu mereka berikan pada mu. 
Jenar, bawa aku kembali pada hidup yang penuh cahaya. Naik lah ke atas sini. Kepohon yang menjulang  tinggi. Kita buat lagi peta untuk keluar dari labirin ini. Tak akan ada yang bisa menolong selain Dia. Sebuah Cinta yang tak berkesudahan. Sebuah Cinta, yang mulai jarang kau sapa. 



(oll's18)

Comments

Popular Posts